Gelar FGD, PII dan IJBC Bahas Potensi Kerjasama Infrastruktur Indonesia-Yordania
Nusakini.com--Jakarta--Indonesia-Jordan Business Council (IJBC) dan Persatuan Insinyur Indonesia (PII) menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) bertempat di Noble House Megakuningan, Jakarta.
FGD tersebut membahas potensi kerjasama antara kedua negara terkait pengembangan infrastruktur dan keinsinyuran serta trading di kawasan Timur Tengah.
PII yang dalam kunjungannya bulan April 2019 lalu ke Amman Jordan menandatangani Memorandum of Understanding (MOU) dengan Jordan’s Engineers Association (JEA) dan Jordan Agricultural Association (JAS). FGD ini adalah salah satu dari rencana aksi untuk menindaklanjuti MOU yang ada.
Vice President IJBC Ir. Bakti Luddin membuka acara sekaligus mempresentasekan progres terkait kerjasama Jordan dan Indonesia termasuk rencana untuk bekerjasama di dalam program rekonstruksi Irak dan Suriah yang akan lebih mudah dilakukan melalui akses Yordania.
"Negara ini berbatasan dengan Arab Saudi di timur dan tenggara, Irak di timur-laut, Suriah di utara dan Tepi Barat dan Israel di barat, berbagi kekuasaan atas Laut Mati. Yordania melakukan kegiatan trading ekspor-impor melalui 2 akses yaitu melalui Teluk Aqaba dan melalui Haifa di Israel," kata Ir. Bakti lewat keterangan tertulisnya kepada Media, Kamis, 13 Juni 2019.
Ir. Bakti menambahkan, Yordania adalah termasuk negara yang sangat aman dan tidak terkena dampak dari konflik di Timur-Tengah seperti di Suriah dan Irak.
"Pasca perang ini kita bisa melihat potensi kerjasama menguntungkan melalui Yordania untuk bisa terlibat pada rekonstruksi Irak dan Suriah. Setidaknya biaya rekonstruksi pasca perang bisa mencapai 700 Milyar US Dollar," jelasnya.
Selain misi kemanusiaan dan diplomasi, kata dia, potensi bisnis untuk pembangunan infrastruktur, energi, minyak dan gas adalah sektor-sektor yang sangat prospektif di masa depan.
Sementara itu Ir. Indracahya Kusumabrata perwakilan dari Persatuan Insinyur Indonesia (PII) memaparkan potensi kerjasama untuk rekonstruksi Irak dan Suriah dilakukan via Yordania selain karena negara ini bebas, aman dan tidak terlibat dari konflik kedua negara, Yordania sangat memahami kultur berbisnis dengan kedua negara tadi.
“Memang selalu ada resiko dari setiap investasi yang akan dilakukan dan sebagai pelaku usaha, bagaimana cara kita mengelola resiko yang ada sehingga investasi bisa dijalankan dengan aman dan menguntungkan di negara-negara pasca perang ini,” kata Ir. Indracahya mantan Ketua BK Teknik Industri yang biasa dipanggil Didit ini.
President and Founder IJBC Mayra Andrea dalam kesempatan ini menginformasikan bahwa tim Indonesia yang terdiri dari beberapa anggota IJBC, PII dan perusahaan-perusahaan BUMN Indonesia akan melakukan kunjungan ke Yordania menghadiri the 13th International Exhibition for Build, Construction and Engineering Industries yang berlangsung pada Tanggal 24 hingga 27 Juni 2019.
Sesi FGD berlangsung interaktif karena memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya. Perwakilan dari PT Wijaya Karya dan PT Hutama Karya hadir pada FGD ini menyampaikan beberapa pertanyaan terkait peluang kerjasama ini.
Dalam kegiatan ini turut hadir perwakilan Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Ir. Robert Purba Sianipar, Ir.Faizal Safa, Ir. Andi Taufan Marimba, Ir. Ricky Hikmawan, Ir. Habibie Razak dan beberapa pengurus lainnya.
Ir. Andi Taufan menyampaikan ke forum ini bahwa seyogyanya IJBC memberikan informasi yang lebih detail terkait persyaratan untuk melakukan investasi di Yordania termasuk syarat mendirikan representative office dan perusahaan PMA di sana.
FGD ini juga dihadiri oleh perwakilan dari INKINDO dan beberapa perusahaan BUMN dan swasta, organisasi profesi dan asosiasi perusahaan engineering maupun konstruksi yang ada di Indonesia.(R/Rajendra)